brahala

brahala
brahala

Kamis, 07 April 2011

Rabu, 03 Februari 2010

Cerita Wayang

Kresna Duta
Prabu Matswapati telah mengetahui panyamaran Pandawa. Keadaan semakin memanas ketika Kurawa meminta Pandawa harus menjalani hukuman buang lagi, karena ketahuan keberadaannya di istana Wirata sebelum waktunya habis. Padahal sesuai perhitungan waktu, Pandawa telah mengakhiri hukuman buang maupun hukuman penyamaran. Prabu Kresna bertindak bijaksana, ia pergi  ke Astinapura dengan kereta dewa yang bisa terbang ke angkasa, Kyai Jaladara,  sedangkan Patih Setyaki yang menjadi saisnya.


Prabu Kresna mencoba merundingkan kerajaan Indraprasta yang menjadi hak Pandawa. Prabu Suyudana bersikukuh tidak mau menyerahkan kerajaan Indraprasta yang menjadi hak Pandawa. Karena Kurawa  adalah pewaris tunggal kerajaan Astinapura termasuk bekas Kerajaan Indraprasta. Karena Indraprasta adalah bagian Kerajaan Astina yang tidak terpisahkan. Prabu Suyudana tidak mau negaranya dipecah-pecah, Prabu Suyudana minta sa tu negara penuh, dan tidak terbagi bagi.Menurut Prabu Suyudana. Para Kurawa memang pewaris sah karena Prabu Drestarasta lebih berhak daripada Pandu. Mengingat Prabu Drestarastra anak sulung dari Prabu Abiyasa. Perundingan tidak mencapai kata sepakat. Kata kata Resi Bisma, Yama Widura dan Prabu Salya yang meminta agar Kurawa dan Pandawa mengadakan perdamaian, namun ditolak mentah-mentah oleh para Kurawa. Prabu Suyudana, justru didukung oleh Adipadi Karna dari Awangga.   Adipati Karna mengatakan lebih baik perang daripada damai dengan Pandawa. Perudingan pun gagal.



Ketika itu di alun alun Istana Astina, Patih Setyaki yang duduk di diatas Kereta Kyai Jaladara sedang mengantuk dan tertidur. Tidak ada angin, tidak ada petir, tiba-tiba saja ada seseorang yang memukul muka Patih Arya Setyaki. Patih Setyaki terjatuh dari kereta dan itu saja masih diseret-seret oleh seorang raksasa muda. Cepat Patih Setyaki meronta sekuat-kuatnya, dan ditendangnya raksasa itu. Raksasa itu jatuh terguling guling. Akhirnya raksasa yang ternyata Burisrawa anak Prabu Salya itu,  mengajaknya berkelahi. Keduanya seimbang sama kuat. Akhirnya mereka berjanji akan melanjutkan perkelahiannya  pada perang Barata Yudha. (Burisrawa Gugur)



Setelah Prabu Kresna meninggalkan persidangan, Prabu Kresna mencari Dewi Kunti di Kaputren. Akhirnya Prabu Kresna dapat menemui Dewi Kunti, ibu dari Pandawa. Prabu Kresna bermaksud mau mengajak Ibu Kunti  ke Wirata agar dapat  berkumpul dengan anak-anaknya Para Pendawa. Namun Dewi Kunti tidak bersedia mengikuti ajakan Prabu Kresna. Karena  Dewi Kunti menjaga amanat Prabu Pandu untuk menjaga Astinapura, Astinapura adalah peninggalan Prabu Pandu Dewanata.



Sementara itu para Kurawa telah mengepung Prabu Kresna, Prabu Kresna terdesak dan marah. Akhirnya berubah menjadi raksasa sebesar gunung anakan, para Kurawa melihat raksasa sebesar gunung anakan itu, lari pontang panting saling bertubrukan.Prabu Kresna berhasil keluar dari istana Astina dan pulang menuju kerajaan Wirata.


Di tengah perjalanan, kereta Prabu Kresna dihentikan Bathara Narada dan para dewa. yang lain. Bathara Narada melucuti senjata Prabu Kresna berupa senjata cakra dan pusaka Kembang Wijaya Kusuma, setelah itu Bathara Narada memberikan buku Jitabsara. Kitab Jitabsara, adalah catatan yang dibuat Sanghyang Penyarikan, yang menerangkan siapa siapa saja yang berperang dalam perang Baratayudha, siapa siapa saja  lawannya, siapa siapa saja yang gugur dalam perang Baratayudha dan siapa siapa saja yang selamat dalam perang Baratayudha. Disamping itu meneurut Prabu Kresna ada satu celah yang bisa dirubah,untuk menyelamatkan seorang Pandawa, namun juga harus ada kurbannya.Bergabunglah dengan Gatutkaca Gugur.



Sementara itu di tengah hutan Selamangleng, Irawan putera Arjuna bersama para punakawan Semar, Garieng, Petruk dan Bagong sedang dalam perjalanan ke negeri Wirata.Tak dfisangka sangka seorang raksasa langsung menyerang Irawan. Irawan terkejut dan tidak bisa berbuat apa apa. Tiba tiba saja raksasa itu menangkap dan menggigit leher Irawan, Untung Irawan ingat dalam bahaya, ia segera menarik pusaka kerisnya, dan menusuk ke jantung raksasa yang menyerangnya. Irawan juga berhasil membunuh raksasa itu. Peristiwa itu terjadi dalam tempo singkat. Kini Irawan dalam keadaaan sekarat. Para punakawan membawabnya ke keraajaan Wirata.



Sesampai di Wirata, Prabu Kresna di kejutkan isakan tangis Arjuna dan saudara-saudaranya sehubungan dengan gugurnya Bambang Irawan, anak Arjuna dengan Dewi Ulupi cucu Begawan Naga Korawa. Bambang Irawan tewas dalam perjalanan menuju Wirata. Semar, sebagai sesepuh  para Pandawa, dan juga seorang dewa, menerangkan riwayat,.raksasa bernama  Kala Srenggi yang tealah membunuh Irawan.


Kisah Cinta Prabu Jatagimbal:

Peristiwa itu terjadi 20 tahunan yang lalu. Dimulai dari Kerajaan Selamangleng, dimana seorang raja raksasa bernama Jatagimbal jatuh cinta pada Dewi Sembadra. Karena cintanya tidak bisa dipadamkan, malah menjilat jilad bagai kobaran api, maka pergilah Prabu Jatagimbal ke negeri Madukara, yang sebelumnya merubah dirinya menjadi Arjuna.. Sementara itu ada pihak lain, yang juga yang mengalami kobaran api asmara, yaitu adik Prabu Jatagimbal, Dewi Jatagini. Dewi Jataginipun berugah ujud menjadi Dewi Sembadra, kemudian berangkatlah ke Madukara. Kemudian sesampai di Madukara, Dewi Jatagini pergi ketaman Maduganda. Ia mencari cari Arjuna. Tanpa diduga Arjuna yang dximaksud telah mendatangi Dewi Jatagini, Mereka saling menikmati cinta yang sudah lama terpendam. Sementara itu Arjuna asli datang pula ketaman. Arjuna hancur hatinya  melihat Dewi Sembadra, istrinya sedang melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Tanpa pikir panjang lagi Arjuna menghunus keris, dihunjamkannya  keris Kyai Pulanggeni ke dada orang yang mirip dengan dirinya. Sekalli hunjaman keris pusaka kyai Pulanggeni, tewaslah ia, Arjuna terkejut, ketika melihat orang yang muirip dengannya, berubah menjadi seorang raksasa. Kini Arjuna melihat istrinya sedang tergolek di tempat tidur, darah Arjuna bagai mengalir desas ditubuhnya, segera diseretnya, orang yang dikira istrinya, dan dihajarnya. Tiba tiba saja orang yang dikira istrinya berubah menjadi seroang raseksi..Ia ternyata, Dewi Jatagini adik Jatagimbal yang ssudah terbunuh sebelumnya. Dewi Jatagini sadar kalau yang dipeluk semalaman itu, ternyata bukan Arjuna, melainjkan kakaknya. .Sekarang kakaknya telah tewas dibunuh Arjuna. Jaatagini tidak merelakan kematian kakaknya, maka ia berrsumpah akan membaalaskan kematian kakaknya, Arjuna dan semua keturunannya. Sumpah itu telah terbayar dengan tewasnya Irawan oleh putera Jatagini, yaitu Prabu Kala Srenggi..Bambang Irawan juga merupakan menantu Prabu Kresna, setelah menikahi Dewi Titisari, puterinya.


Melihat keadaan Irawan yng ditangisi oleh Para Kadang Bharata Pandawa, membikin Prabu Kresna tersayat sayat hatinya. Ia sudah tidk bisa menghidupkan kembali Irawan itu, Prabu Kresna tidak bisa berbuat apa-apa.Karena  Prabu Kresna tidak sanggup lagi menghidupkan Bambang Irawan, walaupun sebenarnya kematiannya diluar garis pepesten)belum kehendak Dewa)Para Dewa. mengingat pusaka Wijaya Kusuma sudah diambil dewa. Sehingga Bambang Irawan tidak bisa ditolong. Setelah acara perabuan selesai, Prabu Kresna menyarankan Prabu Puntadewa untuk mulai sekarang menyiapkan Perang Barata Yudha dengan sebaik-baiknya. Pihak Pandawa memerlukan bantuan pasukan dari negeri sahabat, Untuk itu maka Prabu Punta Dewa melayangkan beberapa pucuk surat kepada Raja-raja sahabat Pandawa. Para raja sahabat dimintanya mengirim bantuan pasukan dalam melawan kezaliman Prabu Suyudana ***

SELESAI

Pengikut